10 Mei 2025

MUDZAKARAH KERJASAMA ANTAR DAERAH

Istima Akbar indonesia

Nizamuddin, BHAY MURSALIN

Munas : 2 - 4 Mei 2025

Hijrah dan Nusrah: Menyambung Nafas Dakwah Nabi

Dalam gelombang zaman yang terus berubah, di tengah dunia yang kian jauh dari nilai-nilai suci, para pekerja dakwah tak pernah kehilangan arah. Mereka berjalan dengan satu kompas yang pasti—usaha Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam jalan dakwah yang penuh berkah ini, terbentang dua tertib agung: khuruj (keluar di jalan Allah) dan maqomi (kerja dakwah setempat). Dua jalan yang jika dilalui dengan niat yang benar, akan menjadi sebab turunnya pertolongan dan cinta Allah SWT

Maulana Ilyas rahimahullah berkata dalam malfuzat-nya, bahwa umat Islam terbagi menjadi dua golongan: Muhajirin dan Anshor. Maka, setiap Muslim hari ini harus bertanya kepada dirinya sendiri: Di manakah aku berdiri? Apakah aku seorang yang berhijrah membawa agama, ataukah aku penolong agama?

Jika bukan Muhajirin, maka jadilah Anshor. Jika tidak menjadi keduanya, maka siapakah engkau?

Zaman ini menyimpan sebuah ironi: agama telah sempurna, namun kehidupan manusia masih jauh dari kesempurnaan itu. Ribuan masjid kosong, jutaan Muslim tidak mengenal syahadat, bahkan tidak tahu apa itu shalat. Yang tahu pun, banyak yang tidak mengamalkannya. Sementara itu, khamr dan judi menjadi kebiasaan yang menghancurkan jiwa umat.

Apakah agama kurang? Tidak. Yang kurang adalah usahanya.

Pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, agama tidak hanya diajarkan—ia dihidupkan. Para sahabat hidup seratus persen di atas usaha Nabi. Maka, tidak heran bila agama menyinari setiap sudut kehidupan mereka. Sedangkan kita hari ini, meninggalkan usaha itu. Kita mengeluh pada keadaan, pada lingkungan, bahkan pada sesama—padahal seharusnya kita mengeluh pada diri sendiri yang lalai dari usaha dakwah.

Jika ingin agama hidup kembali, maka hidupkanlah usaha Nabi.

Lihatlah sekeliling. Ada negeri yang masjid-masjidnya penuh amalan, namun lebih banyak yang sepi tanpa cahaya dakwah. Di satu tempat usaha agama kuat, di tempat lain hilang tanpa jejak. Maka, kerja kita bukan hanya menyiram yang telah tumbuh, tapi juga menanam di tanah tandus.

Kita susun barisan. Kita petakan: mana provinsi yang kuat, mana yang lemah. Provinsi yang kuat diberi amanah: bangkitkan yang lemah. Jika tak sanggup, maka kita minta bantuan dari negeri-negeri yang telah kokoh dengan kerja dakwah.

Inilah medan jihad kita hari ini.

Jamaah-jamaah dakwah harus dikirim bukan hanya ke tempat yang siap menerima (istiqbal), tapi juga ke tempat yang menolak, yang belum mengenal usaha agama. Jangan berharap sambutan, jangan mengharap penghormatan. Bawalah bekal sendiri, masak sendiri, bahkan beri makan orang-orang yang belum mengenal shalat. Kita datang bukan sebagai tamu, tapi sebagai pelayan agama.

Fokus kerja bukan melompat-lompat, tapi mendalam dan tuntas. Satu kelompok masjid—12 hingga 25 masjid—ditangani selama 4 bulan penuh. Dari satu masjid, kita hidupkan shalat, taklim, jaulah, musyawarah. Hingga dari masjid itu lahir jamaah cash yang akan membawa cahaya ke tempat lain.

Jangan berpindah sebelum semua masjid dihidupkan. Jangan biarkan syaitan menyesatkan kita dengan langkah-langkah yang belum sempurna.

Jamaah harus bergerak terus menerus (mursalsal), tanpa putus. Sebelum satu jamaah selesai tugasnya, jamaah berikutnya sudah harus siap. Inilah sunnah Rasulullah. Inilah pula yang diamalkan oleh Sayyidina Umar. Ketika beliau lupa mengirim jamaah pengganti, para sahabat menolak pulang. Mereka berkata, "Wahai Umar, engkau lupa. Kami belum bisa pulang sebelum jamaah berikutnya datang. Itu sunnah Nabi!"

Apakah kita lebih tahu daripada para sahabat? Atau lebih paham dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?

Jika kita ingin melihat cahaya agama kembali menyinari bumi ini, maka kita harus kembali pada jalan itu: usaha dakwah, dengan tertib Nabi, dalam semangat sahabat, dan penuh pengorbanan.

Sekarang adalah saatnya kita bertanya: di manakah kita berdiri? Sebagai Muhajirin? Sebagai Anshor? Atau sebagai penonton dalam medan perjuangan ini?

Share:

Pisang : Sang Pahlawan Kesehatan yang Sering Diremehkan

Pisang

Di sudut pasar tradisional, di rak paling bawah toko buah, atau bahkan tergolek begitu saja di dapur rumah—pisang sering terlihat biasa saja. Tak mewah, tak mencolok. Tapi siapa sangka, di balik kulit kuning yang sederhana itu, tersimpan kekuatan luar biasa yang sanggup menyelamatkan tubuh kita dari berbagai ancaman penyakit.

Ya, pisang bukan sekadar buah. Ia adalah pahlawan kesehatan yang diam-diam bekerja tanpa pamrih.

Energi dalam Sekejap, Tanpa Drama

Ketika tubuh letih dan mata mulai sayu, satu buah pisang bisa menjadi pemantik semangat. Dengan kandungan gula alami dan karbohidrat kompleks, pisang memberi energi cepat, tanpa harus bergantung pada kopi atau minuman berenergi buatan.

Penjaga Usus yang Setia

Pisang tak hanya mengenyangkan—ia melindungi sistem pencernaan kita dari dalam. Serat dan pektin di dalamnya bekerja seperti penyapu lembut di dalam usus, membersihkan sisa-sisa yang tertinggal dan memperlancar buang air besar. Tanpa pisang, kita mungkin tak sadar betapa mudahnya sembelit merusak hari-hari kita.

Pelindung Jantung dalam Diam

Saat tekanan darah mulai naik diam-diam karena pola makan buruk atau stres yang menumpuk, pisang hadir dengan kalium alaminya. Ia menstabilkan detak jantung dan menurunkan tekanan darah—tanpa efek samping, tanpa suara.

Penenang Jiwa yang Terlupakan

Siapa bilang makanan tak bisa memengaruhi perasaan? Pisang membuktikan sebaliknya. Kandungan triptofan di dalamnya diubah tubuh menjadi serotonin—hormon kebahagiaan yang bisa mengangkat mood dan meredam kecemasan.

Penawar Lelah Otot dan Penjaga Diet

Bagi yang berolahraga, pisang adalah teman setia. Ia membantu mengurangi kram otot dan mempercepat pemulihan. Dan bagi yang sedang berjuang menurunkan berat badan, pisang hadir sebagai camilan rendah kalori yang tak hanya mengenyangkan, tapi juga memuaskan.

Akhir Kata: Jangan Remehkan Sang Pisang

Dalam dunia yang dipenuhi makanan instan, minuman berenergi, dan suplemen yang beraneka rupa, pisang hadir seperti seorang sahabat lama—sederhana, tulus, dan penuh manfaat. Mungkin ia tak punya kemasan mengilap atau label berbahasa asing, tapi dalam setiap gigitannya, ada kesehatan yang ia tawarkan.


Jangan tunggu sakit. Jangan tunggu lelah. Sambutlah pisang di meja makanmu. Karena kadang, pahlawan sejati datang dalam bentuk yang paling sederhana.


Share:

9 Mei 2025

Tangisan di Camp Nou: Mimpi Barcelona ke Final Liga Champions Terkoyak oleh Dosa Lama yang Belum Terampuni

Camp Nou kembali menjadi saksi bisu dari luka lama yang kembali menganga. Barcelona, klub dengan sejarah penuh kejayaan, harus mengubur impian mereka menapaki final Liga Champions setelah tumbang secara dramatis di tangan Inter Milan. Skor agregat 6-7 menjadi pukulan telak yang menyesakkan dada, sebuah tragedi sepak bola yang ditulis dengan tinta air mata dan kesalahan klasik yang tak kunjung usai.


Laga leg kedua diwarnai tensi tinggi sejak menit pertama. Inter Milan menghujam harapan Barca dengan dua gol cepat, membuat pendukung Blaugrana tercekat dalam kekhawatiran. Namun, seperti kebiasaan para raksasa yang terluka, Barca bangkit. Eric Garcia, Dani Olmo, dan Raphinha menyulut kembali nyala semangat dengan tiga gol balasan yang membuat stadion bergemuruh.


Tetapi, dongeng indah itu kandas di ujung waktu. Francesco Acerbi mencetak gol penyeimbang di menit akhir, memaksa laga berlanjut ke babak tambahan. Di sana, dalam lelah dan ketegangan yang memuncak, Davide Frattesi menancapkan belati terakhir ke jantung Blaugrana. Barcelona tumbang. Bukan karena kurang semangat, tapi karena sekali lagi, pertahanan mereka rapuh bak kaca retak yang pecah saat dibebani harapan terlalu berat.


Legenda Brasil dan mantan pahlawan Barca, Rivaldo, menyuarakan kekecewaan jutaan Culers di seluruh dunia. “Ini bukan hanya soal kalah,” ujarnya pilu, “Ini soal kesalahan yang terus diulang—kesalahan yang menghancurkan mimpi.”


Ia menyebut kebobolan tujuh gol dalam dua pertandingan sebagai “aib yang tak bisa diterima.” Kesalahan demi kesalahan kecil dalam bertahan berubah menjadi bencana besar di panggung tertinggi Eropa. “Ini bukan hanya kekalahan, ini tragedi yang tak seharusnya terjadi di semifinal,” tegasnya.


Rivaldo mengaku pernah bermimpi melihat Barca kembali ke puncak kejayaan Eropa musim ini. Tapi mimpi itu, seperti banyak hal dalam sepak bola, berubah menjadi mimpi buruk—karena mimpi yang dibangun di atas pondasi rapuh, hanya akan runtuh saat badai datang.

Share:

Sirsak : Buah Tropis dengan 6 Manfaat Kesehatan Luar Biasa


Buah sirsak, yang dikenal juga sebagai graviola atau nangka belanda, bukan hanya menyegarkan karena rasa asam-manisnya yang khas, tapi juga menyimpan segudang manfaat untuk kesehatan. Buah tropis ini sering dijumpai di pekarangan rumah atau pasar tradisional, namun siapa sangka, sirsak bisa menjadi "obat alami" untuk membantu mencegah berbagai penyakit.

Apa Saja Kandungan Buah Sirsak?
Sirsak mengandung berbagai nutrisi penting, di antaranya:
  • Vitamin C, untuk meningkatkan kekebalan tubuh
  • Vitamin B1 & B2, menjaga fungsi saraf dan metabolisme
  • Serat, membantu sistem pencernaan
  • Kalium, menstabilkan tekanan darah
  • Antioksidan seperti acetogenin dan flavonoid
Semua kandungan tersebut bekerja sama untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Manfaat Buah Sirsak bagi Kesehatan
1. Menjaga Daya Tahan Tubuh
Vitamin C dalam sirsak membantu tubuh melawan infeksi dan mempercepat penyembuhan luka.
2. Melawan Radikal Bebas
Kandungan antioksidan yang tinggi menjadikan sirsak baik untuk mencegah kerusakan sel yang bisa menyebabkan kanker dan penuaan dini.
3. Membantu Melancarkan Pencernaan
Serat alami dalam sirsak mendukung sistem pencernaan dan mencegah sembelit.
4. Menurunkan Tekanan Darah
Kalium dalam sirsak membantu mengurangi ketegangan pada pembuluh darah dan jantung, sehingga tekanan darah bisa lebih stabil.
5. Mengontrol Gula Darah
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sirsak dapat membantu menurunkan kadar gula darah, menjadikannya baik dikonsumsi oleh penderita diabetes (dengan catatan konsultasi dokter tetap penting).
6. Berpotensi Melawan Sel Kanker
Acetogenin dalam sirsak dipercaya memiliki efek antikanker. Meski hasil riset awal menjanjikan, klaim ini masih memerlukan studi lebih lanjut terutama pada manusia.

Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Konsumsi Sirsak
Dengan konsumsi rutin (secara wajar), buah sirsak bisa membantu mencegah :
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Infeksi saluran pernapasan
  • Gangguan pencernaan
  • Penuaan dini akibat radikal bebas
  • Risiko kanker tertentu
  • Kadar gula darah tinggi

Tips Konsumsi Sirsak
Nikmati langsung buahnya dalam keadaan matang.
Olah menjadi jus tanpa tambahan gula berlebihan.
Bisa juga dibuat es sirsak, smoothies, atau campuran salad buah.

Perlu Diingat!
Meski alami, konsumsi sirsak tetap harus dalam batas wajar. Jangan mengonsumsi suplemen atau ekstraknya dalam dosis tinggi tanpa saran medis, karena bisa berisiko bagi sistem saraf jika dikonsumsi berlebihan dalam jangka panjang.

Kesimpulan
Buah sirsak adalah buah lokal yang tidak hanya lezat, tapi juga penuh manfaat. Mulai dari menjaga daya tahan tubuh hingga membantu mencegah penyakit kronis. Jadi, tidak ada salahnya menjadikan sirsak sebagai bagian dari pola makan sehatmu!

Share:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog